Sabtu, Oktober 01, 2011

Saat Aku Tak Pantas disebut Aku

Ya!
pantas atau tidak pantas.
entah apa yang sering berputar diri dalam pikiran. 
tentang sebuah kata pantas, 
tentang memantaskan diri.

ketika orang lain menganggapku ada...
tapi aku tak berguna,
tapi aku tak penting,
tapi aku tak berharga,
tapi aku terasa hina,
tapi aku serasa tak ada,
aku...
memang tak pantas,
tak pantas ada.
tak pantas dimengerti,
tak pantas dipahami,
tak pantas berada; berada dihadapan mereka.
aku tak ada,
tak ada aku.

Saat Rabb berikan yang terbaik,
saat Rabb berikan setiap jalan,
saat Rabb selesaikan rumitnya hidup,
saat Rabb melegakan persoalan,
namun aku sedikit beryukur,
namun aku kurang berterima kasih,
namun aku tak memberi penghambaan lebih,
namun aku begitu terasa hina atas ibadahku,
namun aku begitu lemah,
aku...
tak pantas.
tak pantas sebagai hamba yang selalu Engkau tolong,
meski aku slalu butuhkan...

ketika kembali menjadi kunci.
ketika aku disimpan posisi.
ketika aku merasa merugi...
tapi aku begitu lemah,
tapi aku begitu rapuh,
tapi aku sedang tak mampu berdiri,
tapi aku merasa dudukpun terasa pilu.
aku...
tak pantas menyebut diri sebagai aku.

Pergi...
Berputar, dan
Mencari...
kepantasan diri;
pantasnya diri dihadapan mereka,
pantasnya diri dihadapan Rabb,
pantasnya diri dihadapan diri...

diri dihadap diri,
aku lihat ia begitu sangat tak pantas...
Namun demikian,
Bagaimana aku memantaskan diri?
tentang sebenarnya apa yang pergi, berputar, dan mencari...

aku sendiri,
tanpa diri...
sepi.
tak perlu katakan mereka,
apalagi mereka, diri pun tak ada...

biar saja aku dengan ketidakpantasanku.
meski naif, nyata hadirnya terkadang hanya cukup tuk posisikan aku ada
walau tak pantas.

anfahanan.
dinihari terkunci dalam ruang rasa, 01/10/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar