Senin, November 14, 2011

persaudaraan sejati

aku bisa,
hidup dengan apa yg kupunya,
dengan apa yang kumiliki..
bersenandung dalam hidup tanpa sebuah lagu..
bermimpi tanpa sebuah impian..
bercengkrama tanpa seorang kawan..

ilusi.
ternyata semua hidup itu hanya dipenuhi ilusi..
tersadari tak mampu berdiri,
tanpa kedua kaki.
ya!
aku sudah seperti kehilangan kedua kaki.
semangat hidup itu ada di kedua kaki yang itu..
meski seorang mampu hidup tanpa mengandalkan kedua kaki..
hidup dengan kedua kaki adalah kesempurnaan.
itulah semangat hidup yang kupunya..
puzzle kehidupan yang tak mampu terlepas..
satu dua atau tiga bagian hilang, bukanlah puzzle yang sempurna..

hidup dengan ilusi diri
memapah kemandirian tanpa merasa kehilangan
itu hanya melukai diri tanpa mau menyadari
bahwa mereka adalah bagian dari semangat hidup ini.

egois,
suatu tembok tebal yang sangat menghalangi kesempurnaan.

nyatanya..
tersadari bahwa ini semua ilusi diri..
tak mampu berdiri..
lebih dari kehilangan kedua kaki..
menutup mata dari paripurnanya kehidupan hakiki..
dengan persaudaraan sejati.
14/11/2011. 06:32 pm


sepertinya simpanan masa lalu hilang bersama ke-egoisan..

lalu apa yang bisa di mengerti tentang sebuah persaudaraan?
hanya bisa menyakiti diri sendiri?
takut pada keadaan terluka atau di lukai?
jadi lebih baik melukai diri sendiri?

tanpa perlu lagi sama sama bisa menyimpan harapan bersama kepadaNya..
tanpa perlu lagi ada kata bersama..
sama sama kepada 'saling'
ya! tak lagi ada kata saling...
persisnya tahu, bahwa persaudaraan dibangun karena kepercayaan,
dan loyalitas begitu tinggi.. juga untuk kata saling...

tapi semua bisa saja semu dengan ilusi diri masing-masing..
membusung dada diri ini bahagia..
padahal luka begitu pedih membasuh hari..

lupa..
tentang siapa itu saudara.
hanyut bersama air mata dalam bendungan rindu tertutup rapih
tanpa mau menyiramnya dengan bahasa hati
tersampaikan oleh mentari pagi atau terangnya rembulan...

selalu berselimut dengan takut
takut ianya melihat
bahwa hari selalu menyimpan senyuman tak disampaikan
menyimpan cerita rindu tak terelakan
dengan beribu simpanan harapan..
takut!
takut ianya melihat bahwa aku masih menyimpan harap.
kututupi dengan hilangnya diri untuk berlari dari penglihatannya..
karena ianya takut
untuk lagi mempunyai harap
tentang semua harap yang sempat tersulam oleh masa..

dari semua rajutan masa oleh sulaman hati yang tersimpul dengan baik
terjaga untuk kembali menggali harap tenggelam bersama ke-egoisan.
tersenyum bersama air mata terbasuhkan kenangan masa..
terluka bersama tawa dengan basahnya rindu pada hati..

menunggu suatu senyum selamat datang yang tak pasti..
bersama kerelaan diri untuk melukai hari dengan sepi..
rasa maaf tak sepahit yang di harap..
rasa luka tak semanis yang tersajikan..
tapi ketegaran harus terbayarkan.
meski lelahnya berdiri dengan kepapaan ilusi.

sampai jumpa goresan..
goresan warna pada langit..
goresan simpul pada bibir..
dan mungkin juga goresan pedih pada hari..
semua menjadikan bumi subur dengan kekuatan langit.


14/11/2011. 21:22 pm

anfahanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar