Sabtu, Juli 30, 2011

aku diam. aku tak tahu kecewa itu apa

aku hanya tahu,
aku tak pernah tahu
bahwa aku tak tahu kecewa itu seperti apa.

aku diam.
aku tak tahu kecewa itu apa.

mempertahankan diri, sampai mendarah daging..
berpeluh, berpayah, bertahan dg pedih
tapi
pemberi yakin tak membuktikan benar
apa yg diberi untuk diyakini..

ketika semua berjalan dan sejalan dengan lapang, sangat lapang,
bahwa garis itu Alloh yang akan gariskan untukku..
ketika doa slalu terpanjat,
ketika baik sangka selalu menang dengan segala asa, cita, jua rasa.
ketika hormat tlah terpatri,
ketika menghargai slalu diberi..

di awal awal dunia,
pedih itu slalu tumpah,
slalu mencoba menaiki dinding ketidakberpihakan pedih,
namun pedih masih mampu tertampung dengan sangat baik,
ada masa,
lapang hadir,
tak peduli dinding itu menghalangi,
tak peduli dinding itu besar, kokoh, dan paten..
sangat lapang,
bahwa biarlah dinding itu yang meluruh
dengan setiap panahan doa merapuhkannya dengan
ketidakadaan tidak mungkin,
bahwa Alloh yang menggariskan,
Alloh yang membuat yakin tentang ke-Haq-anNya..

semua tenang,
raga tenang, jiwapun tlah demikian,
yakin itu begitu besar bahwa garis keberpihakan kepada senyuman indah,
keberpihakan baiknya ketidaksengajaan..

tiba-tiba,
diam..
aku diam!
aku tak tahu kecewa itu apa.
pedih itu tertahan.
pedih itu ku usir paksa,
tak sanggup menanggung beban
pemberi yakin yang tak terdefinisikan.

ketika garis indah sejalan dan berjalan dengan haq-Nya..
aku diam,
aku tak sanggup mendefinisikan,
apakah yang tak terdefinisi itu adalah kecewa atau bukan..

H minus satu,
di saat lahir dan batin dikukuhkan bisa memaafkan,
dan mampu termaafkan,
dan tak perlu ada yg di maafkan,
bulan suciMu kini,
kusisiri dengan gerbang yang tak mampu kudefinisikan..
lebur dengan diam yang aku tak tahu..

30 sya'ban 1432 H / 30 juli 2011 M
0:58
anfahanan

semua lelap dengan rasa yang tak bisa kutafsirkan.
dan di awal awal garis indah itu hadir, aku diam, dan hanya itu mampuku,
meski aku tak dapat semburatkan yang tertahan di jiwa..
hingga ianya lelap dengan rasa yang tak mampu kutafsirkan,
dengan diam ketakmengertianku..
tak ada percakapan keberpihakan garis indahnya dua dariMu.

maafan romadhon,
lahir bisa dipaksakan,
jiwa tak mampu memberi jelas sebuah kepasrahan..*

*hamba dhoif