Kamis, Mei 03, 2012

antara Idealisme Kerja [yang melangit] dan Egois Diri

Banyak orang yang mendambakan pekerjaan yang sesuai dengan impian, impian yang kadang melangit tanpa sadar. betul! tidak ada yang salah pada sebuah harapan yang di simpan jauh di langit sana. tapi melangit di sini punya arti tersendiri. kita lihat saja dimana arti melangit itu.

sekian waktu memburu setiap aktivitas yang di jalani setiap orang, terlebih sebagai mahasiswa yang baru saja menanggalkan status mahasiswanya, status itu di tinggalkan saja di kampus. mungkin begitu kesan yang ada setelah palu sidang berkata 'anda dinyatakan lulus.'

aktivitas apakah yang di buru? yaa.. apalagi jika bukan soal kerja, kerja, kerja dan kerja. berkeliaran di dunia nyata atau pun maya melayangkan sebuah 'biodata' berharap ada panggilan kerja dan tidak menumpuk di rumah. panggilan demi pangilan datang melalui handphone, pangilan demi panggilan di datangi untuk tes, dan  interview. sisanya menunggu, menunggu dan menunggu kabar lolos atau tidak.

tapi perlu diketahui, apa sebab dari berbulan-bulan belum juga mendapat tempat kerja yang di harap? di sini hanya sebatas membahas, apa yang bisa di lihat dari sebuah problema beberapa pencari kerja padahal secara kompeten dia cerdas, pintar, punya skill; kelebihan masing-masing orang. tapi kenapa masih juga tidak punya status baru setelah status mahasiswa di tinggalkan?

secara pribadi melihat, bahwa yang mereka simpan di langit sana sangat begitu melangit. berharap salary yang jauh di batas kemampuan apa yang menjadi kemampuan dirinya. paling tidak, kita harus mampu dimana kelebihan yang bisa kita munculkan, dan disanalah kita bisa menilai seberapa jauh nilai dari apa yang kita punya. meskipuuun, kita tahu tidak ada yang tidak mungkin jika kita bisa mendapatkan lebih nilai dari apa yang menurut kita di luar kemampuan kita. tapi minimal kita tahu, siapa kita, bagaimana diri kita, dan harus seperti apa kita menilai diri kita sendiri.

salahkah berharap salary tinggi? posisi kerja yang keren? tempat kerja yang eksklusif? semuanya tidak ada yang salah. berharap tetaplah menjadi tempat tertinggi tinggal bagaimana kita berusaha lebih untuk mendapatkan itu semua. setuju? problemnya, sudahkah berusaha lebih untuk semua itu. kalau aku menilai daripada mempersulit diri, sudahlah upgrade saja kemampuan yang sudah ada. tidak perlu mengada-adakan yang tidak ada di diri kita. pilihan idealisme kerja boleh, tapi apakah selalu menuntut terus begitu sampai menyia-nyiakan waktu yang terlewat tanpa ada yang bisa diperbuat menjadi lebih?

lagi-lagi, kita harus bisa lihat. bahwa apa yang kita lakukan sekarang untuk menetukan langkah kita ke depan, masa kita di depan, adalah dimana saat ini kita berdiri mencoba menjalani apa yang bisa kita jalani dengan sebaik mungkin. lalu setidaknya dari apa yang kita lakukan, siapa tahu menjadi batu loncatan yang luar biasa untuk menjadi seseorang yang LEBIH dari apa yang kita nilai dari seseorang biasa menjadi luar biasa.

banyak tokoh-tokoh sukses mereka-mereka adalah orang-orang hebat yang berusaha merangkak dari bawah. kita harus sadari itu untuk menjadi acuan atau referensi untuk langkah kita ke depan. jadi, kita bisa lihat bagaimana sesorang dengan idealisme kerjanya dengan apa yang menjadi keegoisan dirinya yang selalu ingin lebih dari apa yang tidak kita lihat dari apa yang kita miliki.

salam sukses.
karena hidup akan terus berjalan seriring detik waktu berganti, dan tak ada yang sia-sia selama kita mampu menjalaninya dengan penuh kebaikan dan keberkahan.[anfa]

pribadi. aku akan menempatkan diriku dimana aku membutuhkan sesuatu untukku dan juga orang lain di sekelilingku. sementara aku masih mantau tempat kerja impian, sementara itu juga aku mencoba menutupi apa yang kosong dengan hariku.
meski semenjak semester delapan aku tidak kehilangan aktifitasku untuk menutup seluruh kekosongan kebanyakan orang. semester sembilan kelulusan, aku tetap di aktivitasku dengan keluarga yang baru di Rumah Belajar Kita. kayaknya seru dan perlu aku cerita tentang lepas masa status mahasiswaku.
tunggu saja.. insyaalloh :)


anfahanan