Minggu, September 09, 2012

KE-BER-ARTI-AN

Mungkin ini persoalan yang menjadikan panggilan-panggilan telepon genggam itu yang tak pernah terjawab, atau bahkan tak pernah dijawab. Mencari makna keberatian itu sendiri masih sulit, entah apa kata itu menjadi 'trending topic' jiwa.


Keberartian. Kalau dilihat dari KBBI, ke·ber·ar·ti·an : n perihal mempunyai arti. Namun di kehidupan nyata, keberartian tidak selalu sesederhana definisi sebuah kamus. Dalam menjalin sebuah hubungan sosial pertemanan, persaudaraan dan persahabatan, selalu ada kerumitan dan kadang tak mampu hanya terpecahkan pada sebuah kesederhanaan definisi sebuah kamus. Sebab kamus kehidupan lebih kaya makna ketimbang makna-makna yang terkandung pada sebuah kamus.

Namun bukan berarti kehidupan itu slalu memperumit diri. Hanya saja setiap perjalanan kehidupan slalu memperoleh makna baru, kata baru, pengalaman baru, persoalan baru, yang tentu saja akan dihadapi dengan berbeda-beda oleh setiap orang sesuai dengan karakter pribadinya masing-masing. Bukan dilihat itu sederhana atau rumit, tapi bagaimana sebuah persoalan itu mudah atau sulit dengan mengemasnya sesuai kreatifitas dan ilmu yang dimiliki untuk menghadapinya.

Lalu, keberartian itu apa? Untuk apa? Kenapa harus ada keberartian? Memang siapa aku untuk mereka?
Emosi diri--keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (spt kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan)--yang membuat sebuah makna baru yang ingin tergali dari sebuah keberartian hubungan pertemanan, persaudaraan dan persahabatan itu yang terus berkembang menjadi sebuah pemikiran yang berputar mencari dan mencari untuk mendapatkan yang sesungguhnya.

Kemudian pada suatu waktu, ada sebuah kisah dalam buku cerita anak “LITTLE PRINCE” tentang persahabatan Sang Pangeran Kecil dengan bunga mawar yang dirawatnya sejak kecil. Suatu hari, ia pergi mengembara dan meninggalkan bunga mawarnya di rumah. Di suatu tempat, ia menemukan kebun mawar yang berisi ribuan tanaman mawar yang membuatnya bersedih karena ternyata mawarnya sama saja dengan ribuan mawar di kebun itu. Bahkan mawar-mawar baru yang ditemuinya tampak jauh lebih indah. Tapi kemudian, sahabat barunya memberinya tahu, bahwa bagaimana pun, mawarnya adalah lebih indah dari mawar-mawar itu.
“Bunga mawarmu mungkin hanya salah satu dari sekian juta  bunga mawar yang lain di dunia ini. Tapi bungamu sangat istimewa,  unik dan sangat berharga bagimu karena kau telah menghabiskan waktu bersamanya, engkau menjinakkannya, engkau melakukan banyak hal untuknya. Maka kemudian engkau mencintainya. Seperti halnya sahabatmu hanya satu dari jutaan manusia di dunia ini, tapi, seperti apapun dia, dia yang terpenting bagimu. Waktu yang telah kau habiskan untuk sahabatmu lah, hal-hal yang kau lakukan untuk mereka lah yang membuat mereka istimewa bagimu.”

Dan sungguh kehidupan hati itu seperti puzzle. Yang di isi tidak hanya satu keping puzzle, tapi beberapa keping puzzle yang menyusun sebuah puzzle menjadi utuh dengan sebuah gambaran indah diatasnya. Satu keping puzzle dan keping puzzle lainnya adalah saling melengkapi, memiliki tempatnya tersendiri yang tak akan tergantikan oleh keping puzzle manapun. Tahu 'kan? Jika salah satu keping puzzle ingin mengganti keping puzzle lain, ia tak akan pernah cocok untuk menggantikan kedudukan atau posisi keping puzzle manapun. Tetaplah ditempat keping puzzle itu seharusnya berada, dan disanalah ia ter-akui sebagai keping puzzle yang mempunyai posisi dan arti di tempatnya.

Seharusnya begitulah...
mengartikan diri dalam kehidupan orang lain yang memiliki hubungan kedekatan emosi dengan kita, 
kita sudah memiliki arti tersendiri dimana posisi kita dalam hidupnya. 
tak ada lagi meminta, 
tak ada lagi memojokan, 
tak ada lagi menuntut, 
tak ada lagi iri, 
saat melihat orang lain yang menjadi bagian keping puzzle dalam kehidupannya.
meski tabiatnya manusia 
tetap memiliki rasa cemburu...



anfahanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar